Siang berganti malam dan malam berganti siang, di sudut Titik Nol Kilometer.. Mereka bicara…
A : “Katanya tetangga sebelah mati yaa?”
B : “Ya begitulah, mati ditabrak kucing kata orang-orang. Mengenaskan memang, wajahnya rusak berantakan”
A : “Bodoh! Mana ada orang yang mati ditabrak kucing!! Yang ada juga kucingnya mati tertendang, atau malah sudah lari duluan”
B : “Siapa yang bodoh? Saya atau mereka? Mereka atau saya?”
A : “Ahhh, entahlah..”
B : “Saya
A : “Lalu apa yang anda lakukan sekarang??”
B : “Anda? Kita tepatnya. Siapa yang bodoh sekarang!”
A : “Anda, mungkin. Saya merasa diri saya tidak bodoh, lebih baik anda saja”
B : “Ya sudahlah. Letih juga bicara begini, hanya meracau hingga kacau”
A : “Siapa bilang?”
B : “Saya yang bilang! Puas anda sekarang?”
A : “Tidak.. apa anda pernah memuaskan saya? terus terang saya juga tidak akan peduli!”
Tiba-tiba Seseorang datang.. menengahi pembicaraan tak karuan mereka..
C : “
A :”Ah, tidak”
B : “Ah, iya”
C : “Hei, iya apa tidak?”
A : “Diam! Tolong jangan ganggu, tolong”
B : “Berisik! Tidak bisa tenang ya?”
C : “Hahaha, kalian ini sama saja ya.. Sama-sama ribut tapi tetap sehati”
A : “Haa? Sehati. Setahu saya, hati saya dan dia terpisah? Ungkapan macam apa itu?”
B : “Itu namanya kata kiasan tahu…, belum pernah belajar bahasa indonesia yang baik dan benar ya?”
A : “Hahaha, yang salah itu anda, kata-kata saya tadi itu sebuah ironi. Siapa sih yang sebenarnya tidak paham?”
C : “Woii, dari awal hingga akhir selalu begini, bisa ditebak, dan rusak”
A & B : “Diam!!”
C : “Baiklah, baiklah,, kalian ini
A : “Maaf, saya tidak berminat ya…”
B : “Wah, mungkin anda salah orang, sebaiknya segera menyingkir dari sini saja ya?”
C : “Jangan begitu lah, sok gengsi-gengsian.. makan saja hanya mengais-ngais dari rumah sebelah, berguling-guling sedikit baru bisa makan. Angkat tangan dan tekuk, lalu baru bisa makan. Pasang perban, baru bisa makan.. Yah, banyaklah”
A : “Hei, kami tidak serendah itu ya! Tolong jaga ucapan anda”
C : “Kami? Bahasa apa itu, bahasa untuk manusia yang sepenanggungan dan senasib ya?? Perasaan tadi masih bertengkar, beradu, dan meludah. Kok bisa-bisanya, berubah seketika? Persamaan? Senasib? Cuih, paling hanya sekedar xenophobia, hahahah”
B : “Apaa? Apa itu?”
C : “Ya, Xenophobia.. Perasaan takut sesaat ketika seseorang dari luar menyerang golongannya.. Sama seperti awalnya kalian bertengkar, saya hina, kalian bersatu, tak lama kemudian bertengkar lagi, sangat mudah ditebak lagi-lagi.. kebiasaan buruk orang-orang
A : “Ya terserah kau sajalah, mau bicara A mau bicara B…. “
C : “Yang penting perut kenyang! Iya
B : “Jangan sok tahu anda, juragan kuburan saja sudah bicara seenaknya.. lagipula pekerjaan anda itu sangat menggelikan, mana ada juragan kuburan? Memang menguntungkan? hahhaha.. Oke,oke saya dengarkan apa tawarkan anda, silahkan”
C :”Dasar manusia sama saja.. kuburan itu investasi, rumah masa depan, itu adalah satu-satunya tempat yang hampir pasti menjamin masa depan anda!!!”
A :”Ya sudah tenang-tenang, mana tawarannya??”
C :”Ini adalah pekerjaan yang cocok untuk kalian berdua.. Selama ini kita cuma tahu adanya penggali kubur, tapi belum tahu
B :”Ahh, ada-ada saja anda mengenai penutup kuburan, siapa yang mau pekerjaan jelek itu?? Sebuah perubahan, kok ke arah kemunduran??”
C :”Nah, beginilah calon-calon orang yang akan terjebak di pikirannya sendiri, tidak mengerti arti inovasi, sama saja seperti waktu Thomas Alva Edison menemukan lampu dan dianggap gila dan sejuta cerita lainnya..”
A :”Huhh, saya pulang dulu ya, mau memikirkan pekerjaan ini”
C : “Silahkan, dan jika berminat, saya tunggu anda jam 12 malam tepat, di Pekuburan Merah Darah ini. Begitu pula dengan kau B”
B :”Hei, bicara kita belum selesai! Yakinkan dulu saya,baru saya akan mati”
C :”Cepat sekali ingin mati ?? Sudah bosan hidup disini ya? Di Titik Nol Kilometer tercinta ini, sebuah tempat yang tak dapat dicari di peta, bahkan dilupakan dunia!”
B :”Bicara anda kacau sekali dan tidak menentu, ya ya ya.. sangat impresif dan imajinatif, saya akui itu.. tentang ini itu, segalanya.. tapi ada satu kekurangan. Anda sangat tidak realistis!”
C :”Realistis? Buat apa bicara realita jika kita berada di Titik Nol Kilometer!”
B :”Nah itu dia masalahnya, saya tegaskan sekali lagi.. kita hidup di realita! Bukan hidup di imajinasi! Lihat diluar
C :”Ya, anda mungkin benar.. kalau begitu jalanilah sesuai keyakinan anda, dan biarkan say berjalan dengan keyakinan saya”
B : “Hei, tidak bisa begitu… anda
C :” Wah baguslah ! lalu apakah saya berjanji meyakinkan diri anda?? Bukankah itu kalimat anda sendiri?”
B :”oh, iya.. tapi!....”
C :”Ya sudah sekarang, enyahlah dari sini, pergi jauh-jauh, sementara saya akan menghitung jumlah daun di kuburan ini!”
B :”haah.. orang aneh”
Jam 12 tepat di Pekuburan Merah Darah, di suatu tempat di Titik Nol Kilometer, semuanya akan berakhir dan akan dimulai…..
A :”Ya, akhirnya tibalah saya disini…”
B :”Wah, anda datang juga?”
A: “Yah, begitulah. Istri dan anak saya butuh uang untuk hidup. Hanya sesimpel itu, ya itu saja yang saya butuhkan. Saya tidak ingin apa-apa lagi, hanya demi anak dan istri saya. Semua perjuangan kini dan nanti demi sesuap nasi..”
B : “Mulia sekali, ehmm mohon maaf sbelumnya..”
A :”Ah iya, saya juga..”
B :”eee…ehm”
A :”Ma..aaf”
B :”Ma..af juga”
C :”Hmm.. bertemu kembali ya? Kini dalam situasi dan kondisi yang berbeda..”
A :”begitulah..”
C :”Baiklah kalau begitu, semua sudah siap bekerja ya.. besok siap-siap memakamkan ya.. sebelumnya ada satu pesan buat kalian. Dunia itu sedih jika kalian kesepian, tapi Titik Nol Kilometer akan tetap tertawa lebar. Hati-hatilah dan tetap hidup….”
B :”Tapi..”
C :”Sst..cari sendiri artinya, saya mau tidur!”
A & B : .. (bingung sambil saling menatap)
Sekian dan terima kasih…
ehm..ehm.. percobaan bikin teks naskah drama..
mao bikin yang unik jadi aneh + gila kaya gini hohohohohh... maafkan2, namanya juga pemula ^^
0 komentar:
Posting Komentar